Anak Belajar Dari Kehidupannya

on Sabtu, 17 September 2011

Al Qur’an menunjukkan bahwa pada diri manusia ada potensi berbuat baik dan berbuat jahat sekaligus (Q.S. Asy Syams:7-8). Bahkan dibanyak ayat Al Qur’an disebutkan potensi-potensi negatif didalam diri manusia, seperti lemah (QS. An Nisa:28), tergesa-gesa (QS. Al Anbiya:37), selalu berkeluh kesah (QS. Al Ma’arij:19) dan sebagainya, disamping disebutkan juga bahwa manusia diciptakan dengan bentuk yang paling baik.
Oleh karena itu, orang tua sebagai pendidik utama anak-anak, dituntut untuk membangkitkan potensi-potensi baik yang ada pada diri mereka, dan mengurangi potensinya yang jelek. Sebab, jika bukan orang tua yang pertama kali memberikan pendidikan secara tepat dan benar kepada anak-anak. Maka jangan salahkan mereka jika kemudian lingkungan membentuknya menjadi orang yang asing yang tidak kita cita-citakan.
Pada awal abad 20, Maria Montessori, dokter wanita pertama asal Italia mengatakan, bahwa tahun-tahun antara kelahiran dan usia 6 tahun adalah sangat penting. Menurutnya, menciptakan lingkungan yang tepat, pada "periode sensitif" yang kritis pada awal pertumbuhan, akan membuat anak-anak "melejit" menjadi pelajar yang mandiri.
Salah satu fungsi keluarga menurut J.R Eshleman adalah fungsi edukatif, yakni memberikan pendidikan kepada anak-anak. Bahkan Dorothy Law Notle, seorang pendidik asal Inggris menggambarkan suatu analisa hubungan kausalitas antara perlakuan (pendidikan) orang tua dengan karakter yang akan terbentuk pada diri anak-anak dalam proses pembelajaran, yang terangkum dalam buku Revolusi cara belajar; Keajaiban pikiran karya Gordon Dryden dan Dr. Jeanette Vos.

Berikut kutipan tulisan Notle tersebut:
Anak Belajar Dari Kehidupannya
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.

Amal Yang Tetap Bermakna


Berhati-hatilah bagi orang-orang yang ibadahnya temporal, karena bisa jadi perbuatan tersebut merupakan tanda-tanda keikhlasannya belum sempurna. Karena aktivitas ibadah yang dilakukan secara temporal tiada lain, ukurannya adalah urusan duniawi.
Ia hanya akan dilakukan kalau sedang butuh, sedang dilanda musibah, atau sedang disempitkan oleh ujian dan kesusahan, meningkatlah amal ibadahnya. Tidak demikian halnya ketika pertolongan ALLOH datang, kemudahan menghampiri, kesenangan berdatangan, justru kemampuannya bersenang-senangnya bersama ALLOH malah menghilang.
Bagi yang amalnya temporal, ketika menjelang pernikahan tiba-tiba saja ibadahnya jadi meningkat, shalat wajib tepat waktu, tahajud nampak khusu, tapi anehnya ketika sudah menikah, jangankan tahajud, shalat subuh pun terlambat. Ini perbuatan yang memalukan. Sudah diberi kesenangan, justru malah melalaikan perintah-Nya. Harusnya sesudah menikah berusaha lebih gigih lagi dalam bertaqarrub kepada ALLOH sebagai bentuk ungkapan rasa syukur.
Ketika berwudhu, misalnya, ternyata disamping kita ada seorang ulama yang cukup terkenal dan disegani, wudhu kita pun secara sadar atau tidak tiba-tiba dibagus-baguskan. Lain lagi ketika tidak ada siapa pun yang melihat, wudhu kita pun kembali dilakukan dengan seadanya dan lebih dipercepat.
Atau ketika menjadi imam shalat, bacaan Quran kita kadangkala digetar-getarkan atau disedih-sedihkan agar orang lain ikut sedih. Tapi sebaliknya ketika shalat sendiri, shalat kita menjadi kilat, padat, dan cepat. Kalau shalat sendirian dia begitu gesit, tapi kalau ada orang lain jadi kelihatan lebih bagus. Hati-hatilah bisa jadi ada sesuatu dibalik ketidakikhlasan ibadah-ibadah kita ini.
Karenanya kalau melihat amal-amal yang kita lakukan jadi melemah kualitas dan kuantitasnya ketika diberi kesenangan, maka itulah tanda bahwa kita kurang ikhlas dalam beramal.
Hal ini berbeda dengan hamba-hamba-Nya yang telah mencapai maqam ikhlas, maqam dimana seorang hamba mampu beribadah secara istiqamah dan terus-menerus berkesinambungan. Ketika diberi kesusahan, dia akan segera saja bersimpuh sujud merindukan pertolongan ALLOH. Sedangkan ketika diberi kelapangan dan kesenangan yang lebih lagi, justru dia semakin bersimpuh dan bersyukur lagi atas nikmat-Nya ini.
Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas beramalnya dalam kondisi ada atau tidak ada orang yang memperhatikannya adalah sama saja. Berbeda dengan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru akan dilakukan lebih bagus ketika ada orang lain memperhatikannya, apalagi bila orang tersebut dihormati dan disegani.
Sungguh suatu keberuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang ikhlas ini. Betapa tidak ? Orang-orang yang ikhlas akan senantiasa dianugerahi pahala, bahkan bagi orang-orang ikhlas, amal-amal mubah pun pahalanya akan berubah jadi pahala amalan sunah atau wajib. Hal ini akibat niatnya yang bagus.
Maka, bagi orang-orang yang ikhlas, dia tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia kemas niatnya lurus kepada ALLOH saja. Kalau hendak duduk di kursi diucapkannya, "Bismilahirrahmanirrahiim, ya ALLOH semoga aktivitas duduk ini menjadi amal kebaikan". Lisannya yang bening senantiasa memuji ALLOH atas nikmatnya berupa karunia bisa duduk sehingga ia dapat beristirahat menghilangkan kepenatan. Jadilah aktivitas duduk ini sarana taqarrub kepada ALLOH.
Karena banyak pula orang yang melakukan aktivitas duduk, namun tidak mendapatkan pertambahan nilai apapun, selain menaruh (Maaf!) pantat di kursi. Tidak usah heran bila suatu saat ALLOH memberi peringatan dengan sakit ambaien atau bisul, sekedar kenang-kenangan bahwa aktivitas duduk adalah anugerah nikmat yang ALLOH karuniakan kepada kita.
Begitupun ketika makan, sempurnakan niat dalam hati, sebab sudah seharusnya di lubuk hati yang paling dalam kita meyakini bahwa ALLOH-lah yang memberi makan tiap hari, tiada satu hari pun yang luput dari limpahan curahan nikmatnya.
Kalau membeli sesuatu, perhitungkan juga bahwa apa yang dibeli diniatkan karena ALLOH. Ketika membeli kendaraan, niatkan karena ALLOH. Karena menurut Rasulullah SAW, kendaraan itu ada tiga jenis, 1) Kendaraan untuk ALLOH, 2) Kendaraan untuk setan, 3) Kendaraan untuk dirinya sendiri.
Apa cirinya? Kalau niatnya benar, dipakai untuk maslahat ibadah, maslahat agama, maka inilah kendaraan untuk ALLOH. Tapi kalau sekedar untuk pamer, ria, ujub, maka inilah kendaraan untuk setan. Sedangkan kendaraan untuk dirinya sendiri, misalkan kuda dipelihara, dikembangbiakan, dipakai tanpa niat, maka inilah kendaran untuk diri sendiri.
Pastikan bahwa jikalau kita membeli kendaraan, niat kita tiada lain hanyalah karena ALLOH. Karenanya bermohon saja kepada ALLOH, "Ya ALLOH saya butuh kendaraan yang layak, yang bisa meringankan untuk menuntut ilmu, yang bisa meringankan untuk berbuat amal, yang bisa meringankan dalam menjaga amanah". Subhanallah bagi orang yang telah meniatkan seperti ini, maka, bensinnya, tempat duduknya, shockbreaker-nya, dan semuanya dari kendaraan itu ada dalam timbangan kebaikan, insya ALLOH. Sebaliknya jika digunakan untuk maksiyat, maka kita juga yang akan menanggungnya.
Kedahsyatan lain dari seorang hamba yang ikhlas adalah akan memperoleh pahala amal, walaupun sebenarnya belum menyempurnakan amalnya, bahkan belum mengamalkanya. Inilah istimewanya amalan orang yang ikhlas. Suatu saat hati sudah meniatkan mau bangun malam untuk tahajud, "Ya ALLOH saya ingin tahajud, bangunkan jam 03. 30 ya ALLOH". Weker pun diputar, istri diberi tahu, "Mah, kalau mamah bangun duluan, bangunkan Papah. Jam setengah empat kita akan tahajud. Ya ALLOH saya ingin bisa bersujud kepadamu di waktu ijabahnya doa". Berdoa dan tidurlah ia dengan tekad bulat akan bangun tahajud.
Sayangnya, ketika terbangun ternyata sudah azan subuh. Bagi hamba yang ikhlas, justru dia akan gembira bercampur sedih. Sedih karena tidak kebagian shalat tahajud dan gembira karena ia masih kebagian pahalanya. Bagi orang yang sudah berniat untuk tahajud dan tidak dibangunkan oleh ALLOH, maka kalau ia sudah bertekad, ALLOH pasti akan memberikan pahalanya.
Mungkin ALLOH tahu, hari-hari yang kita lalui akan menguras banyak tenaga. ALLOH Maha tahu apa yang akan terjadi, ALLOH juga Maha tahu bahwa kita mungkin telah defisit energi karena kesibukan kita terlalu banyak. Hanya ALLOH-lah yang menidurkan kita dengan pulas.
Sungguh apapun amal yang dilakukan seorang hamba yang ikhlas akan tetap bermakna, akan tetap bernilai, dan akan tetap mendapatkan balasan pahala yang setimpal.
Subhanallah. Wallahu a'lam bishshawab

Alphabetic EQ



A.   Accept
Terimalah diri anda sebagaimana adanya.

B.   Believe
Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
C.   Care
Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
D.   Direct.
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.
E.   Earn
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan  tetap berusaha menjadi yang terbaik.
F.   Face
Hadapi masalah dengan benar dan yakin.
G.   Go
Berangkatlah dari kebenaran.
H.   Homework
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.
I.     Ignore
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.
J.    Jealously
Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri
K.   Keep
Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.
L.   Learn
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
M.  Mind
          Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.
N.   Never
          Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.
O.  Observe
Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.
P.   Patience
          Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.
Q.  Question
          Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.
R.   Respect
Hargai diri sendiri dan juga orang lain.
S.   Self confidence, self esteem, self respect
Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri akan membebaskan kita dari saat saat tegang.
T.   Take
          Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.
U.  Understand
Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.
V.  Value
          Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.
W.  Work
          Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo'a.
X.   X'tra
          Usaha lebih keras membawa keberhasilan.
Y.   You
Anda dapat membuat suatu yang berbeda.
Z.   Zero
          Usaha nol membawa hasil nol pula

ALLAH MENGETAHUI


Allah mengetahui
Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal
Allah tau betapa gigih engkau berusaha

Ketika sekian lama engkau menangis dan batinmu menderita
Allah telah menghitung tangismu

Saat kau rasa hidupmu tak menentu dan waktu terus meninggalkanmu
Allah menunggu bersamamu

Ketika kau kesepian dan kawanmu terlalu sibuk
Allah berada disisimu

Saat kau telah mencoba segala sesuatu dan tak tau harus berbuata apa lagi
Allah memiliki jalan keluarnya

Ketika semuanya tidak masuk akal  dan engkau merasa bingung atau frustasi
Allah memiliki jawabannya

Saat tiba-tiba hidupmu lebih cerah dan engkau menemukan secercah harapan
Allah telah berbisik kepadamu

Ketika semuanya berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri
Allah telah memberkahimu

Saat kegembiraan datang dan engkau merasa terpesona
Allah tersenyum kepadamu

Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk diwujudkan
Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu

Ingatlah dimanapun engkau dan apapun yang engkau hadapi
ALLAH Mengetahui

" Bagianmu yang sesungguhnya dari dunia ini ialah yang memberimu kemuliaan diri "