ANUGRAH TERINDAH MILIK KITA

on Senin, 19 September 2011

Ringkih dan reta karena di telan usia, namun tampak tegar dan  bahagia. Ikhlas, memancarkan selaksa cinta penuh makna yang membias dari guratan keriput di wajah.
Tiada yang berubah sejak saat dalam buaian, hingga sekarang mahkota putih tampak anggun menghiasinya.
Dekapanya pun tak berubah, luruh memberikan kenyamanan dan kehangatan.
Jemari itu memang sudah tak lentik, namun selalu fasih menyulam kata pinta, membaluri sekujur tubuh dengan doa'-do'a.
Kaki tampak payah, tak mampu menompang tubuhnya.
Telapak tempat surga itu pun penuh bekas darah bernanah, simbol perjuangan menepak sulitnya kehidupan.

Ibunda.
Adakah saat ini kita terenyuh mengenangkanya ?
Ia adalah anugrah yang terindah yang dimiliki setiap manusia,
Sejak dari rahim, betapa cinta itu tak putus-putusnya mengalirkan kasih yang tak bertepi.

Hingga kerelaan, keikhlasan dan kesabaran selama 9 bulan,
Bagai menuai pahala seorang prajurit yang sedang berpuasa,
namun tetap perang di jalan kehidupanya.

Anugerah Yang Paling Berharga


Ada sebuah telaga indah. Airnya sejuk, jernih dan tenang. Permukaannya berkilauan, bukan hanya karena memantulkan sinar rembulan, namun batu-batu pualam yang ada di dasarnya juga memancarkan cahaya. Kedamaian selalu meliputinya. Sayangnya, telaga itu tak mudah di jangkau. Ia terletak di tengah hutan lebat yang dipagari oleh semak berduri. Pepohonan tinggi dan binatang buas menghadang setiap langkah ke sana. Siapa pun yang mampu menemui dan mereguk keindahannya, raja rimba pun tunduk dan patuh padanya.
Telaga itu adalah hati nurani anda, yang senantiasa menyerukan ketentraman batin. Kesejukan regukan airnya memberi makna pada hidup anda. Sedangkan rimba lebat penuh onak dan binatang buas adalah wujud dari pikiran, emosi, hawa nafsu dan persepsi indrawi yang selalu menghalangi jalan anda. Tanpa disadari ia pun dapat melukai diri anda. Namun, bila anda telah menemukan suara hati nurani itu, maka kekuatan dan kedamaian melingkupi anda. Temukan telaga jernih milik anda. Itulah anugrah paling berharga yang harus anda pegang teguh dalam hidup ini.

ANTARA SUKA, CINTA, SAYANG



Dihadapan orang yang kau cintai,
Musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kau sukai,
Musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
Jantung tiba-tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai,
Kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau  cintai,
Matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai,
Engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
Kata-kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai,
Kata-kata yang keluar hanya dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
Engkaupun akan ikut menangis di sisinya
Jika orang yang kau sukai menangis,
Engkau hanya menghiburnya saja

Perasaan cinta itu mulai dari mata, sedangkan rasa suka
Dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang
Cukup dengan menutup telinga

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai,
Cinta itu berubah menjadi tetesan air mata
Dan terus tinggal di hatimu dalam jarak waktu yang cukup lama

Tetapi selain rasa suka dan cinta
Ada perasaan yang lebih mendalam
Yaitu rasa sayang
Rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta
Rasa yang tidak mudah berubah

Perasaan yang membuatmu rela berkorban untuk orang yang kamu sayangi,
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi

Cinta ingin memiliki Tetapi sayang hanya ingin melihat orang yang di sayanginya bahagia
Walaupun harus kehilangan

"She Is Only A Friend For Me But I Have Loved Him"

ANTARA BURUNG, CACING DAN MANUSIA




Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing. Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan.

Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus "puasa". Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus "berpuasa".
Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya "kantor" yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya.
Kita lihat burung tetap optimis akan rejeki yang dijanjikan Allah.

Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan dilain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu
Cacing
Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati.
Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari rejeki . Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.
Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing ? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi ? padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa.

Angsa Emas


Di sebuah pedesaan, setelah musim panen padi selesai, jerami berserakan di pematang sawah. Seekor ibu itik duduk mengerami telur-telur itik di atas jerami ditepian sawah di dekat parit, sabar menunggu, menjaga sampai telur-telurnya menetas.
Akhirnya, saat yang ditunggu tiba ketika ada gerakan dibawah sayapnya. Satu per satu telur-telurnya menetas dan muncul anak-anak itik berbulu halus lembut. Ada satu telur yang lebih besar dari lainnya yang belum menetas. Sang ibu itik duduk mengerami kembali.
Beberapa hari kemudian terdengar ketukan halus dan keluarlah dari kulit telur anak itik paling aneh berpenampilan buruk. Ibu Itik menggiring bayi itik ke parit mengajarkan pelajaran berenang tak terkecuali si itik buruk rupa. Dengan bangga diperhatikannya anak-anak itik bergembira hilir mudik di air. Terdengar cemooh dari keluarga itik lain yang muncul belakangan ditujukan pada si anak itik buruk rupa di barisan akhir. " Ia terlalu lama di dalam telur," Ibu itik menjelaskan. " Ia akan kuat dan tumbuh menjadi itik yang bagus."
Beberapa minggu berlalu, anak itik tumbuh menjadi itik dewasa. Namun anak itik buruk rupa tetap berbeda dengan yang lain. Semua itik di parit mematuk dan mengolok-oloknya serta menolak bermain dengannya. Anak itik buruk rupa merasa tertekan dan tak tahan lagi, diputuskan untuk pergi ke rawa-rawa diseberang desa. Ia sendiri dan bersembunyi di balik ilalang. Ketika musim hujan tiba ia kedinginan dan menderita.
Semua rintangan dilalui dengan tegar dan terus bertahan sampai ia merasa lebih baik dan mencoba untuk bermain ke sebuah danau yang indah.
Dikepakan sayapnya, merasa lebih besar dan kuat sehingga tanpa sadar membuat hatinya senang dan berseri-seri di air. Ketika dari tempatnya melihat segerombolan angsa meluncur gemulai ketengah danau, anak itik merasa rendah diri kembali. Ketakutannya muncul kalau-kalau mereka akan mematuk seperti teman-teman itik dulu memperlakukannya.
"Ah, biarlah aku dipatuk angsa dari pada diganggu itik-itik," lalu terus meluncur mengapung ketengah danau. Seekor angsa indah berbulu mengkilap dengan paruh kuning keemasan menatap kearahnya. Ketika ia merentangkan sayapnya, angsa emas itu juga melakukan gerakan yang sama. Anak itik tersadar bahwa ia adalah seekor angsa emas. Gerombolan angsa mendekatinya dan mengucapkan selamat datang dengan paruh mereka. Beberapa anak desa mendekati danau dan berseru, "Lihat ada angsa yang baru, ia lebih cantik keemasan dari pada yang lain".
Angsa muda cantik keemasan merasa malu dan menyembunyikan kepalanya di bawah sayapnya. "Aku tidak pernah bermimpi dengan kejadian gembira ini ketika masih menjadi itik buruk rupa"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sobat, jangan pernah merasa tertekan disaat diri ini di"cemooh" karena berbeda dengan sekeliling kita. Jangan terus mengurung diri dalam sangkar yang gelap dan membuat lemah. Lihatlah diluar matahari memancarkan sinar hangatnya. Awan putih berarak-arak menemani bentangan langit biru. Cahaya rembulan berpendar-pendar menyingkap kepekatan malam. Kerlipan bintang bertaburan menghiasi angkasa malam raya. Sebuah lukisan tua maha indah yang ada sebelum kita ada. Kehadiran manusia di bumi pun menjadi warna-warni mempercantik lukisan agung dunia. Akankah kita sia-siakan hidup kita dalam kerendahan diri, kegelapan, kelemahan, keburukan dan kenistaan. Bangkitlah dan jadilah salah satu warna indah penghias lukisan agung dunia.
Sering kita terpesona dan terpukau melihat orang-orang yang sukses dan berhasil disekeliling kita, menjadikan idola bahkan berusaha mirip dalam segala hal dengan sang Idola. Tahukah sobat bahwa tanpa sadar keterpukauan itu telah menciptakan itik buruk rupa pada diri sendiri. Sehingga pribadi kita menjelma menjadi "aneh" bahkan tidak mengenalinya, karena dipaksakan menjadi pribadi orang lain. Hidup dalam ketidaktahuan, tidak pernah mengerti arti kebahagiaan dan keberhasilan sejati karena perasaan sendiri telah telanjur tumpul. Diri sendiri berperan memainkan peran orang lain.
Itik buruk rupa adalah sisi "gelap" kehidupan dimana kelemahan, keputusasaan, kemalasan, kerendahan diri, ketidakjujuran, kenistaan yang mengendap dalam diri dan angsa emas adalah sisi "terang" kehidupan tempat dimana bakat, kemampuan, potensi, kekuatan, kehormatan bersemayam dalam pribadi diri. Sisi gelap dan terang, dua-duanya ada dalam kepribadian seorang manusia lalu diberi kesempatan untuk memilih sisi mana yang paling dominan menuntun perubahan dalam kehidupan selanjutnya.
Proses selanjutnya kerja keras dan ketekunan berlatih untuk mengasah talenta tersebut. Seseorang bisa sukses karena melewati proses kerja keras dan tekun berlatih disaat kita bermain menyia-yiakan waktu. Seseorang bisa berhasil setelah melalui rintangan dg ketegaran dan terus bertahan. Keberhasilan adalah sebuah proses panjang, bukan proses "instan".
Jangan pernah malu dan cepat kecewa dengan "kegagapan" dalam berproses. Adalah wajar bila orang yang sedang belajar mengalami kesulitan serta kegagapan, mencoba-coba dan bahkan merasa gagal. Pantang menyerah harus selalu didengungkan setiap waktu, tekat kuat harus terus ditanamkan dalam hati, proses belajar tak pernah usai, bukankah "setelah kesulitan itu ada kemudahan. Yakinlah bahwa setelah kesulitan itu ada kemudahan".
Kepandaian seseorang bermain gitar sambil membaca puisi, kepiawaian seorang ustadz muda dengan retorika yang mampu mengguncang kalbu, kemahiran seorang penulis menggores pena menguntai indah hikmah hidup, semuanya dilalui dengan perjuangan dan pengorbanan disertai kegigihan berlatih tak kenal lelah diiringi kesabaran menunggu "menetas"-nya diri menjadi "angsa emas".
Dengan mengenali diri sendiri secara tepat dan menghargai potensi serta kemampuan yang dimiliki tidaklah "bermimpi" jika suatu saat ada perubahan dahsyat hasil dari ketekunan dan kesabaran. Yakinkan pada diri bahwa potensi yang kita punya adalah sebuah harta emas yang harus terus dirawat, diuji, ditempa sehingga melahirkan pribadi cemerlang bersinergi.
Sobat, asahlah terus talenta diri agar menjelma menjadi pribadi keemasan. Berkilau, berpendar-pendar memberi manfaat kepada sesama.
Selamat berjuang sahabatku, ...menemukan "angsa emas" diri

Angsa


Kalau anda tinggal di negara 4 musim, maka pada musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V". Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan angsa tersebut terbang dengan formasi "V".

Fakta:
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang tepat dibelakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus 'dinding udara' di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71 % lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian.

Pelajaran:
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.

Fakta:
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.

Pelajaran:
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan didepan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.

Fakta:
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran:
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh  tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya angsa, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas, dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya.

Fakta:
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran:
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.

Fakta:
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran:
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik.